Selasa, 03 September 2019

       POLTEKAD KODIKLATAD
JURUSAN TEKNIK KOMUNIKASI
 





DISUSUN OLEH  :

                  Nama : Raensi Taruna Aji (20190436-E)

TEKNIK KOMUNIKASI D4 ANGKATAN IV





BATU,        SEPTEMBER 2019

PERCOBAAN 4
MEMBUAT ASTABIL MULTIVIBRATOR
(GENERATOR PEMBANGKIT PULSA)

1. Tujuan : Agar bintara mahasiswa mampu membuat Astabil Multivibrator.

2. Alat dan Bahan  :  

a. IC 555;
b. Resistor & Potensio;
c. Kapasitor;
d. LED;
e. Osciloscope; dan
           g. Livewire.

3. Dasar Teori :

a. Pengertian-pengertian.

1) Multivibrator Astabil



Multivibrator astabil atau free running adalah multivibrator yang memiliki dua keadaan kuasi stabil (bukan keadaan stabil), dan kondisi rangkaian berosilasi diantaranya. Disebut sebagai multivibrator astabil apabila kedua tingkat tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah quasistable. Disebut quasistable apabila rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar. Dalam hal ini tidak diperlukan sinyal trigger luar untuk menghasilkan perubahan keadaan. Karena sifat osilasi diantara dua keadaan ini, rangkaian astabil digunakan untuk menghasilkan gelombang segi empat.

Pada dasarnya ada 3 jenis dari multivibrator, yaitu:
1.   Astable Multivibrator
           2.   Monostable Multivibrator
           3.   Bistable Multivibrator

2) Fungsi Potensiometer


Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. 
Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan daya rendah dan jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf isyarat analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit elektronik.
Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :
a) Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
b) Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
c) Sebagai Pembagi Tegangan
d) Aplikasi Switch TRIAC
e) Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
f) Sebagai Pengendali Level Sinyal

3) LED

LED merupakan komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti pada Remote Control TV.

4. Langkah Langkah Percobaan.

a. Siapkan Live Wire;
b.   Buatkan Rangkaian dibawah Ini dan amati; dan
c. Buatkan Tabel data dan catat VR1, VR2 dan Output.

NO.
VR 1
VR 2
KET
OUTPUT
1
10%
10%

7,96 V


2
20%
20%

7,96 V
3
30%
30%


7,96 V
4
40%
40%




7,96 V
5
50%
50%



7,96 V
6
60%
60%


7,96 V
7
70%
70%

7,96 V
8
80%
80%


7,96 V
9
90%
90%









7,96 V
10
100%
100%

7,96 V

5. Analisa Tabel Data.
Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode (T1), yang lamanya ditentukan oleh komponen-komponen penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Rangkaian tersebut hanya mengubah keadaan tingkat tegangan keluarannya di antara 2 keadaan, masing-masing keadaan memiliki periode yang tetap. Jika rangkaian dihubungkan pins 2 dan 6, Itu akan memicu dirinya sendiri dan bergerak bebas sebagai multivibrator, rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi memerlukan pemicu. Multivibrator astabil merupakan rangkaian penghasil gelombang kotak yang tidak memiliki keadaan yang mantap dan selalu berguling dari satu kondisi ke kondisi yang lain (free running).

6. Kesimpulan.

Dari Percobaan Rangkaian Astabil Multivibrator diatas dapat disimpulkan bahwa Resistor dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin besar Resistor, maka semaki tinggi frekuensinya.
IC LM 555 berfungsi sebagai Astable Multivibrator tergantung pada resistansinya terhadap kapasitor yang digunakan, lebih besar resistansi yang digunakan, lebih lama pengisian dan  pengosongannya. Keakurasian yang ada baik dari keakurasian frekuensi maupun keakurasian siklus tugasnya semua diatas 90% dan hal ini menunjukkan bahwa komponen yang ada masih layak pakai karena menunjukkan hasil yang tidak terlalu berbeda dengan hasil teori. Adapun kesimpulan yang bisa kita tarik dar percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.IC LM 555 berfungsi sebagai Astable Multivibrator tergantung pada resistansinya terhadap kapasitor yang digunakan, lebih besar resistansi yang digunakan, lebih lama pengisian dan  pengosongannya
2.Hasil pengujian menunjukkan bahwa keluaran multivibrator astabil masih mengalami penyimpangan dari spesifikasi yang telah ditentukan dalam perancangan. Penyim-pangan tersebut disebabkan karena nilai resistansi resistor film tebal yang dihasilkan tidak tepat dengan perancangan
3.Perubahan nilai pada R1, R2 dan C1 akan menyebabkan perubahan waktu nyala LED (t1).
4.Lama waktu mati LED (t2) hanya dipengaruhi oleh nilai R2 dan C1.
5.Semakin besar nilai R1, R2 dan C1 maka akan semakin lama waktu nyala LED (t1).
6.Semakin besar nilai R2 dan C1 maka akan semakin lama waktu mati LED (t2).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar